Burung Beaker |
"Dua paruh yang lain tidak terhubung ke tenggorokan burung", katanya.
Tom Lautzenheiser, ilmuwan regional untuk Massachusetts Audubon Society, mengatakan kelainan seperti yang ditemukan oleh April, memang sering terjadi. Tetapi, sebagian besar dari kita jarang menyaksikannya.
Tom mengatakan bahwa dalam banyak kasus, hewan dengan cacat parah tidak mampu bertahan hidup sampai lahir dan biasanya mati dalam waktu singkat. Kelainan pada burung terjadi secara acak. Mungkin masalah pembelahan embrio yang tidak sempurna.
"Suami saya mengatakan 'Ya Tuhan. Lihat hal aneh ini!' Itulah keanehan yang pernah saya lihat," ungkap April kepada ABC40. "Saya belum pernah melihat hal seperti itu sebelumnya."
April membuatkan rumah untuk burung itu dan induknya. Meski ia tak tahu, apakah burung cacat itu bisa bertahan hidup. April, 67, mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan melindungi hewan yang ia temukan. Bahkan, ia menghindari untuk menginjak semut atau membunuh hewan kecil lainnya.
"Saya bisa menamainya Beaker," tandas April.
Semoga Tuhan memberikan keajaiban pada Beaker untuk tetap bertahan hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar