"Ketiga anak perempuan saya sudah dewasa dan memiliki karier. Meskipun anak sulung saya adalah seorang guru, dia justru sibuk mengajar anak-anak lain. Maka, saya pikir harus terjun langsung dan terlibat dalam proses pendidikan dan pertumbuhan cucu saya," ujar Yuspiah, seperti dikutip dari The New Paper, Kamis (29/8/2013).
Setelah mengikuti kuliah sore selama delapan bulan sembari bekerja, karyawan Singapore Airlines itu berhasil meraih gelar diploma dalam bidang studi pendidikan. Menjalani kehidupan sebagai mahasiswa ternyata tidak mudah bagi Yuspiah.
"Sebagian besar teman-teman sekelas saya berusia 30 tahunan dan memang bercita-cita untuk menjadikan mengajar sebagai karier. Saya merasa cukup malu awalnya. Saya berpakaian era 90-an dan tidak mau mengungkapkan usia saya," ujarnya sembari tertawa lepas.
Namun, setelah beberapa waktu, wanita ceria dan pandai berbaur itu akhirnya dapat menikmati pelajaran selama perkuliahan. Kuliah, lanjutnya, memberikan dampak besar dalam cara Yuspiah berinteraksi dengan cucu-cucunya tapi tidak dengan cara berpikir.
Menurut Yuspiah, pengalaman paling berharga dengan kembali menjadi mahasiswa bukan mengambil teknik yang diberikan. Tapi mengingat alasan ingin kembali menjadi mahasiswa.
"Tidak mudah untuk fokus dan bekerja keras. Dengan pemahaman itu, sangat sulit untuk memiliki harapan yang terlalu tinggi terhadap anak-anak Anda," imbuh Yuspiah.
Selama perkuliahan, Yuspiah mengaku sempat merasa putus asa. Namun, anak-anak dan cucu yang dimilikinya selalu memberikan dukungan dan motivasi bagi Yuspiah untuk tetap semangat menyelesaikan kuliah.
"Saya ingat membuat poster di mana saya menulis target dan harapan saya untuk mencapai nilai A. Saya gambar anak panah antara nilai A tersebut dan figur ketiga cucu saya untuk mengingatkan diri sendiri bahwa apa yang saya lakukan adalah untuk mereka," katanya. (ade)
sumber | oke77.blogspot.com | http://kampus.okezone.com/read/2013/08/28/373/857096/demi-cucu-nenek-ini-rela-kuliah-lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar